MEWUJUDKAN SMART FARMING 4.0 UNTUK PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN


Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,Universtas Pembangunan Nasional "veteran" Jawa Timur

JEVANYA ERINNE ANGELIQUE MANURUNG

23025010022

 

Abstrak

Smart farming 4.0 yang berbasis kecerdasan buatan telah menjadi andalan Kementerian Pertanian di era digital saat ini. Smart farming 4.0 akan mendorong kerja petani sehingga budi daya pertanian menjadi efisien,terukur, dan terintegrasi. Petani bisa melakukan budi daya dengan tidak tergantung musim tetapi melalui mekanisasi. Proses penanaman hingga panen dapat dilakukan secara akurat mulai dari tenaga kerja, waktu tanam, dan proses panen. Beberapa teknologi smart farming seperti blockchain yang dapat memudahkan keterlacakan supply chain produk pertanian untuk pertanian off farm modern, agri drone sprayer (drone menyemprotkan pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan), soil and weather sensor (sensor tanah dan cuaca), sistem irigasi cerdas (smart irrigation), Agriculture War Room (AWR), Siscropb(sistem informasi) 1.0 telah diterapkan di beberapa daerah. Beragamnya tingkat pendidikan petani, fenomena penuaan petani, mahalnya alat teknologi smart farming menjadi kendala terbesar petani dalam menerapkan smart farming. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis besarnya peluang pemanfaatan smart farming dengan memanfaatkan potensi petani milenial sebagai pelaku dan menganalisis berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung penerapan smart farming 4.0. Kementerian PDTT telah melaksanakan pilot project penerapan smart farming di beberapa lokasi di Indonesia. Kementerian Pertanian juga perlu mengambil peran dengan membuat  roadmap smart farming. Proyek Strategis Pemerintah 2020–2024 melalui food estate yang dibangun dengan korporasi petani dapat mendukung penerapan smart farming secara masif.

Kata kunci: artificial intelligence, pertanian presisi, petani milenial, smart farming 4.0, teknologi pertanian

Abstract

Keywords:

PENDAHULUAN

Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi pendorong transformasi dalam sektor pertanian di Indonesia. Implementasi AI membantu petani melalui analisis data cuaca dan tanah, memungkinkan perencanaan yang lebih baik untuk penanaman dan panen. Teknologi ini juga mendukung pemantauan kondisi tanaman secara real-time untuk mengatasi masalah seperti kekurangan air dan serangan hama. Selain itu, AI berperan dalam pengelolaan sumber daya seperti irigasi dan pemupukan, serta otomatisasi peralatan pertanian. Meskipun terdapat tantangan seperti akses data dan biaya investasi, potensi AI dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pertanian sangat besar.

Salah satu cara terpenting di mana AI digunakan dalam pertanian adalah melalui analisis data. Pertanian modern menghasilkan jumlah data yang besar, mulai dari data cuaca, keadaan tanah, hingga pertumbuhan tanaman. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat menganalisis data ini dengan cepat dan akurat untuk memberikan wawasan yang berharga kepada petani. Misalnya, AI dapat menganalisis pola cuaca dan memberikan perkiraan yang lebih baik tentang waktu terbaik untuk menanam tanaman atau melakukan panen. Ini membantu petani dalam mengoptimalkan waktu dan mengurangi risiko kerugian akibat cuaca yang buruk.

Selain itu, AI juga digunakan untuk memantau dan mengelola tanaman secara efisien. Dengan menggunakan sensor dan kamera yang terhubung dengan AI, petani dapat memantau kondisi tanaman secara real-time. AI dapat menganalisis data sensor untuk mendeteksi masalah seperti kekurangan air, defisiensi nutrisi, atau serangan hama. Dengan informasi ini, petani dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat untuk menjaga kesehatan tanaman. Hal ini mengurangi penggunaan pestisida secara berlebihan dan meminimalkan kerugian akibat penyakit tanaman.

 

TINJAUAN PUSTAKA

AI juga digunakan untuk kontrol otomatis dan pemeliharaan mesin pertanian. Robot pertanian yang dikendalikan  AI dapat melakukan tugas-tugas seperti menanam, menyemprot, dan memanen dengan  lebih akurat dibandingkan pekerjaan manual. Hal ini mengurangi ketergantungan pada sumber daya manusia dan meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, AI juga digunakan dalam manajemen inventaris dan rantai pasokan pertanian untuk meningkatkan pelacakan mulai dari produksi hingga distribusi.

Namun, terdapat juga tantangan dan pertimbangan dalam penerapan AI di bidang pertanian. Salah satunya adalah akses ke data yang diperlukan untuk melatih algoritma AI. Data pertanian yang akurat dan relevan masih kurang, terutama di daerah pedesaan dan negara berkembang. Selain itu, terdapat permasalahan etika dan privasi terkait  pengumpulan dan penggunaan data pertanian (Raharjo 2023).

 

PEMBAHASAN

Revolusi Pertanian 4.0 terdiri internet of things, artificial intelligence, human machine interface, serta teknologi pencetakan 3D, yang akan mendorong berkembangnya inovasi pertanian setelah meningkatnya penggunaan teknologi informasi dan  komunikasi di sektor pertanian. Telah melakukan. Mesin otonom (tak berawak) dengan  robot telah dikembangkan untuk keperluan budidaya pertanian seperti pembasmian gulma secara mekanis, penyebaran pupuk, dan pemanenan buah. Perkembangan kendaraan udara tanpa awak  atau  biasa  disebut drone dengan mesin yang sangat ringan  dan dukungan kamera. Hal ini memungkinkan pengembangan biomassa dan  pemupukan tanaman dihitung dan rekomendasi diberikan kepada petani. Selain itu, drone akan dapat memberikan saran  kepada petani dan membedakan  berbagai jenis penyakit tanaman berdasarkan penampilan fisiologis tanaman, sehingga memungkinkan mereka mengambil tindakan yang tepat terkait penggunaan pestisida. Revolusi teknologi  akan membawa perubahan  besar dalam praktik budidaya pertanian. Pertanian cerdas kini tidak terbatas pada negara-negara maju; dengan arus informasi  dan teknologi yang konstan (seperti penggunaan ponsel dan penggunaan Internet), metode pertanian cerdas telah diperkenalkan di beberapa negara berkembang. Perubahan dramatis dalam praktik pertanian  tidak hanya menjadi peluang  untuk meningkatkan produktivitas pertanian namun juga dapat menjadi tantangan besar, mengingat masih banyak petani yang belum terbiasa (Walter et al. 2017).

Teknologi Blockchain untuk Pertanian Off Farm Modern

Teknologi Blockchain merupakan teknologi yang dapat mendukung efisiensi dan transparansi. Teknologi ini semakin banyak digunakan dalam industri di seluruh dunia. Blockchain dapat mengurangi inefisiensi sekaligus menghemat waktu dan energi. Petani masih sering harus berhadapan dengan rantai distribusi yang panjang dan perantara yang mematok harga beli di bawah harga pasar. Blockchain dapat meminimalkan kesenjangan data dan informasi terkait kapasitas produksi, pasar, dan pembiayaan bagi seluruh pemangku kepentingan pertanian. Teknologi ini merupakan solusi pertanian off-farm yang mendekatkan petani dan konsumen, menciptakan sinergi erat yang belum pernah terjadi sebelumnya antara petani, pengusaha pertanian, dan konsumen (BPTP Kaltim 2020).

Agri Drone Sprayer

Agri Drone merupakan inovasi yang  digunakan untuk penyemprotan pestisida, pupuk cair dan irigasi yang lebih tepat, sehingga  dapat menghindari penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Drone sprayer merupakan pesawat “tak berawak” yang fungsinya menyemprot  pestisida dan membasmi hama tanaman. Drone dapat beroperasi secara mandiri sesuai keinginan pola. Pola dibuat menggunakan perangkat Android  dan dikendalikan oleh GPS. Spesifikasi teknis dari  adalah sebagai berikut: Dengan kapasitas hingga 20 liter, mampu menyemprot 1 hektar lahan dengan kecepatan penyemprotan 3, km/jam dalam  waktu 10 menit pada ketinggian 1,5 hingga 2 meter. Jika lebar kerja  adalah 4 meter, maka kapasitas kerja  adalah 1,2 ha/jam (0,83 jam/ha) (BBP Mektan 2019).

Sensor Tanah dan Cuaca

Kehadiran  sensor  tanah dan cuaca yang dipasang di lahan  pertanian (sensor tanah dan cuaca) membantu petani memantau,  mengukur dan mencatat kondisi tanamannya. Data  yang diperoleh dari sensor ini meliputi kelembaban udara dan  tanah, suhu, pH tanah, kadar air,  dan perkiraan waktu panen. Jika terjadi anomali di lahan petani, maka petani akan menerima peringatan awal. Selain itu, petani juga telah mendapat rekomendasi untuk menghindari kerusakan  lahan dan tanaman (Dirjen PDTT 2019). Dengan alat sensor tanah dan cuaca RiTx ,petani tidak perlu lagi menebak-nebak kondisi tanah atau ramalan cuaca  saat  ini untuk lima hari ke depan. Alat ini dapat mengukur suhu, kelembaban tanah,  keasaman tanah (pH), daya hantar listrik (EC) tanah, kelembaban relatif, suhu  udara, kecepatan dan arah angin, serta curah  hujan untuk menentukan perlakuan yang tepat untuk lahan Anda. Sensor tersebut mempunyai kemampuan  mendeteksi, mengukur dan mencatat data  secara akurat mengenai kondisi agrometeorologi  (agroklimat) dan lahan pertanian (tanah) serta dapat dikontrol  secara real-time oleh pengguna smartphone melalui aplikasi.

KESIMPULAN

Penerapan Smart Farming 4.0 di Indonesia menjadi tantangan tersendiri, mengingat tingkat pendidikan petani yang relatif rendah dan kebiasaan mereka mengadopsi pola budaya dan cara tradisional yang diwarisi nenek moyang. Karakteristik lahan pertanian Indonesia yang beragam, dan mayoritas petaninya adalah petani lanjut usia (aging farmer), hal ini menjadi tantangan besar dalam penerapan Smart Agriculture 4.0 di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

BBP Mektan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2019. Drone penebar pupuk [Internet]. [diunduh 2020 Jan 21]. Tersedia dari: http://mekanisasi.litbang. pertanian.go.id/.

BPTP Kaltim. 2020. Pertanian 4.0 Indonesia, mungkinkah? [Internet]. [diunduh 2021 Jan 14]. Tersedia dari: http://kaltim.litbang.pertanian.go. id/ind/index.php?option=com_content&view=articl e&id=1193:pertanian-40-indonesia-mungkinkan& catid=60:pernik&Itemid=97.

Rachmawati, R. R. (2020). Smart Farming 4.0 Untuk Mewujudkan Pertanian Indonesia Maju, Mandiri, Dan Modern. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 38, No. 2, pp. 137-154).

Raharjo, B. (2023). Teori Etika Dalam Kecerdasan Buatan (AI). Penerbit Yayasan Prima Agus Teknik, 1-135.

WRD, I. H. N. W. D., & Eng, M. Smart Agriculture 2. Penerbit Adab.

Telaumbanua, M. (2021). Buku ajar pengantar teknologi instrumentasi teknik pertanian. Penerbit NEM.

Walter A, Finger R, Huber R, Buchmann N. 2017. Smart farming is key to developing sustainable agriculture. Proc Natl Acad Sci U S A. 114(24): 6148–6150. doi:10.1073/pnas.1707462 114.

 


Comments

Popular posts from this blog

MATERI 3 "PLANT ORGANOGENESIS (DIRECT AND INDIRECT ORGANOGENESIS)"

MATERI 4 "SOMATIC EMBRYOGENESIS"

MATERI 1 KONSEP DASAR DAN PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI PERTANIAN